Sabtu, 20 April 2013

Fungsi dan Jenis Lapisan Plester Dinding


Hampir semua dinding yang sudah jadi selalu diberi lapisan atau plester. Kecuali jika dinding itu memang sengaja dibuat dinding ekspose dengan tujuan untuk menonjolkan tampilan susunan batu bata atau media lain untuk membuat dinding. Maka tidak mengherankan jika plerter selalu diidentikan dengan tembok atau dinding meski ada element lain yang juga membutuhkan lapisan seperti talud, saluran air dan sebagainya. 

Plester sendiri adalah lapisan yang diaplikasikan untuk menutup dengan yang punya beberapa fungsi atau kegunaan. Yang paling utama adalah untuk menjadikan dinding tersebut telihat lebih rapi dan bersih. Dan agar makin indah, kemudian diberi lapisan finishing yang lain yaitu cat. 

Fungsi lainnya adalah untuk melindungi dinding itu sendiri dari cuaca yang panas karena muncul sengatan sinar matahari maupun dari tumpahan air ketika hujan sedang turun. Selain itu dengan ditutupnya dinding memakai plester, maka kekuatannya akan makin bertambah besar sehingga dinding tersebut akan bertambah kuat dan kokoh. 

Plester atau lapisan juga akan membuat dinding menjadi rata dan pekerjaan perawatan bisa lebih mudah dikerjakan. Dan apabila ada suara yang bising lapisan dapat ikut menjadi media peredam suara meski tidak bisa secara maksimal, hanya sekedar mengurangi saja. 

Di luar fungsi-fungsi tersebut sebenarnya lapisan masih punya banyak kegunaan yang lain. Tapi minimal fungsi yang telah disebutkan di atas merupakan fungsi yang paling utama dan pokok. 

Jenis lapisan plester dinding ini ada tiga bagian. Lapisan yang pertama disebut dengan lapisan kamprotan namun ada yang menyebutnya dengan nama berangkal. Bahan untuk membuat adonan plester kamprotan atau berangkal yaitu semen dan pasir. Komposisi adonannya ada yang menggunakan perbandingan 3:5 atau 2:5 dan sebagainya tergantung dari jenis kekuatan dan kepadatan dinding yang ingin dihasilkan. Demikian pula dengan ukuran tebal atau tipisnya. Namun pada umumnya lebih sering menggunakan ukuran standar yaitu tiga millimeter. 

Proses pengerjaan plester pertama ini cukup mudah dilakukan dan waktu yang dibutuhkan juga tidak begitu lama, karena adonan tinggal ditempelkan pada dinding. Yang paling sering menjadi masalah adalah adonan tidak bisa menempel. Hal ini disebabkan karena dinding batu bata dalam kondisi yang terlalu kering. Jadi perlu dilembabkan dulu dengan cara disiram memakai air. 

Lapisan yang kedua namanya adalah badan plesteran. Fungsi utamanya adalah untuk membuat dinding menjadi rata. Adapun bahan untuk membuatnya juga sama yaitu semen dan pasir. Tapi untuk ukurannya lebih tebal lagi yaitu antara enam hingga sepuluh millimeter. Semakin tebal lapisan badan plesteran maka kualitasnya juga akan semakin bagus. 

Namun ukuran ketebalan ini biasanya juga disesuaikan dengan fungsi dari dinding tersebut. Jika merupakan dinding rumah biasanya, tentu tidak membutuhkan badan plesteran yang terlalu tebal. Demikian pula kompisisi dan perbanding pasir dan semen, tidak ada standar yang khusus dan disesuaikan pada kebutuhan. 

Terakhir lapisan ketiga yaitu lapisan aci. Dibandingkan dengan jenis yang lain, lapisan aci ini punya ukuran yang paling tipis yaitu setebal dua millimeter saja. Tapi ada pula yang membuat dengan ukuran yang agak tebal yaitu tiga millimeter. Bahan untuk membuatnya adalah semen tanpa diberi campuran apapun juga kecuali air sebagai pembuat adonan dan mengencerkan. 

Fungsi dari lapisan aci yaitu untuk membuat tampilan dinding menjadi halus. Fungsi yang lain adalah untuk melindungi badan plester dari resiko terjadinya perubahan cuaca entah itu dingin atau panas. 

Pekerjaan pembuatan aci harus dilakukan lebih berhati-hati agar ukuran ketebalan bisa diatur dengan baik. Apalagi bahan untuk membuatnya bersifat sangat lembek sehingga harus memakai teknik tertentu agar bisa melekat secara erat pada badan plester. Lalu agar hasilnya lebih halus, jika sudah setengah kering lapisan ini bisa diampelas.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar